Aku terluka oleh perasaanku sendiri, kini aku nelangsa menahan perihnya hati ketika merindukan ia yang tak hiraukan aku. Ketika hatiku berbunga-bunga, ketika isi kepalaku hanya berputar tentang ia, ia pergi meninggalku dengan kejam. Aku tak tahu harus memperbaikinya dengan cara apa, karena apapun yang kulakukan selalu memperbesar luka di hatiku, semakin perih dan menyiksa batinku.

Cinta ini membuatku senang sekaligus menyusahkanku, aku menjadi hilang kendali karena dikuasai oleh asmara, kulepas semua atribut jabatanku, ku hilangkan harga diriku, tapi ia sepertinya tetap tak mengerti atau tak mau mengerti. Ia adalah penyiksa paling sempurna sejagad raya, membuatku sakit sekaligus membuatku senang. Karena buat ku rela membuang semua akal sehatku demi dia.

Sebelum ini aku tak pernah merasa menginginkan manusia seperti aku menginginkan dia, hasratku begitu dalam dan menggebu-gebu. Mimpiku tuk memeluk dan menjamahinya bagai angin badai yang menerjang pemukiman tanpa ampun hingga membuat hatiku berdegup kencang, buat sekucur tubuhku gemetaran karena tak sanggup menahan dahsyatnya asa yang bergejolak.

Tak kusangka cinta yang akan menghampirku begitu berat dan dalam seperti ini. Ini salahku, aku yang menginginkannya, atau karena geloranya yang terlalu kuat hingga benteng kokoh yang ku buat tuk melindungi hatiku lebur di terjangnya.  Mengobrak-abrik semua isi hatiku yang rapi dan tak pernah tersentuh sebelumnya. Membuatku terkapar tak berdaya dan hanyut oleh kata-kata mesranya.

Aku yang ingin mencintai… walau berat dan berdarah-darah akan selalu mencintai. Cinta yang tlah lama ku inginkan, cinta yang menyentuh hatiku, cinta ini… walau sakit tetap akan ku biarkan tumbuh di hatiku, karena aku ingin mencintai sedalam ini,

Kebanggaanku dapat mencintai sedalam ini… dan ku harap suatu saat ia kan manyadarinya.